Buscar

Rabu, 16 November 2011

Kesetiaan Cinta Kita {My Devil Love}

Kesetiaan Cinta Kita mengeluarkan sebuah cerpen Perdana, namun di bagi 2 ,,

”Pokoknya Caik”

Langsung aja liat yuk!!!

Pagi hari yang sangat dingin mengakibatkanku sangat malas dengan rutinitas yang biasa aku lakukan, kebetulan hari ini adalah hari minggu jadinya aku tidur agak siang bias di bilang sore juga sih,, Oh iya perkenalkan nama aku Cakka Kawekas Nuraga, panggil Cakka aja gpp kok,, Sore ini aku berniat untuk main basket di sebuah taman yang indah,,, taman itu ada lapangan basketnya juga,,

Sebuah benda kecil di saku celanaku berdering dan bergetar,, yap tepat itu adalah bunyi dan getar dari ponselku yang bertanda ada seseorang yang menelpon aku,,

“Ada apa Vin,,” Tanyaku yang tanpa bosa basi

“Kka besok kan dah mulai Mabis, kamu jemput aku ya, soalnya aku gk ada kendaraan buat ke sekolahnya” Pinta Alvin sang sahabat Aku sejak TK

“Boleh,,, dengan 1 Syarat,,” Kata² Aku sengaja di gantung agar Alvin bilang apa

“Gk jadi deh,,” Ucap Alvin akhirnya

“Gila ni anak aku kira dia bakalan bilang apa ternyata,,,” Batinku yang terpotong Alvin

“Eh Kka iya deh apa syaratnya,,” Kata Alvin berhasil membuat bibirku sedikit tersenyum

“Kamu temanin aku main basket di taman dekat kota” Kataku

“Ok,,,” Ucap Alvin yang langsung memutuskan sambungan telpon kami,, ya Alvin sengaja begitu karena ia takut aku memberinya lebih dari 1 syarat,,

“Gila main matiin aja tu anak” Kataku sedikit emosi

Aku terus berjalan sembari mendrible bola basket, hingga kini tinggal 20 meter lagi aku mencapai taman, ketika aku mendekati taman bola yang aku drible itu terhempas ke wajah seorang anak perempuan, ia cantik dan manis, aku pun mencoba mendekatinya dan meminta maaf serta mengambil bola basketku kembali,,,

Ia tersenyum padaku ketika aku mendekatinya,, tapi tiba² ia melemparkan bola basketku ke wajahku dan marah² gk jelas,,,

“Sekarang kita impas” Gerutu Seorang anak perempuan kepadaku

“Tapi aku kan udah minta maaf” Kataku halus

“Apa dengan kata maaf lo bisa hilangin ni lebam” Kata perempuan itu menunjuk² mukannya

“Tapi kamu kan cuma lebam dikit, ni hidung aku berdarah,,” Kataku menunjuk mukaku

“Terserah lo mau bilang apa,, Minggir lo,,” Ucap anak perempuan itu mendorongku

“Oik kamu kenapa,,?, kok muka kamu merah gitu” Tanya seseorang pada perempuan yang tadi membuat hidungku berdarah

“Tuh anak gembel main basketnya masih amatiran” Kata perempuan yang ternyata bernama Oik

“Wow,,wow,,,wow,,, anak gembel kok ganteng banget” Batin teman Oik

“Hey Sivia, ngapain lo mandangin gembel itu,,” Ucap Oik pelan yang sebenarnya aku mendengarnya, namun karena aku menghargai dia aku hanya diam

“Gembelnya keren Ik, gw mau kenalan ah” Bisik Sivia dan Oik langsung menarik tangan nya agar menjauh dariku

“Ayo pulang buat apa kita kenalan sama gembel” Cerocos Oik gk ada abisnya sambil menarik² tangan temannya yang bernama Sivia

Tak berapa lama datanglah Alvin dari arah Utara taman,,dan mendekattiku

“Hay Kka,,,” Sapa Alvin

“Hay juga,,” Balasku singkat

“Eh,, kenapa kamu pegangin hidung terus” Tanya Alvin melepaskan tangan dari hidungku

“Darah,,, kenapa kamu Kka” Lanjutnya

“Tadi ada kan bola basket aku mental ketika di drible, eh gk tahunya kena seorang perempuan mana Cantik + manis, terus aku dekatin dia bermaksud buat minta maaf dan ambil bolaku,, nah aku senang karena dia tersenyum padaku, eh gak tahunya tiba² dia lempar bola basketku ke arah muka, dan beginilah jadinya hidungku perdarah..” Celotehku panjang lebar

“Perempuan yang ber 2 tadi bukan Kka” Tanya Alvin yang memang berpapasan dengan mereka ketika hendak menuju Cakka

“Iya Vin,, awas aja klo ketemu lagi bakalan aku kerjain dia” Ancamku

“Eh hati² kamu Kka,, mereka itu Osis di SMA International School, dimana kita daftar” Jelas Alvin

“Apaaaaaaaaaaaa,,,,,,,” Kataku kaget + cemas dengan apa yang terjadi besok

“Ya itu klo gk salah Kak Oik sama Kak Sivia” Kata Alvin

“Ah semoga aja panitia di kelompok aku besok bukan dia” Batinku

“Hoy,,, ngelamun lagi ayo main,,,” Ajak Alvin yang membuatku kaget

Akhirnya kami pun main bersama di taman, seperti biasa aku selalu lebih unggul dari Alvin,, heheheh naris banget aku, tapi memang itu kenyataannya, namun sebenarnya aku mempunyai sebuah penyakit yang berbahaya,, terkadang penyakit itu dating ketika aku kelelahan,

Setelah selesai main kami beristirahat sebentar dan berdiri dari duduk, kemudian pulang ke rumah masing², karena hari sudah hampir maghrib. Astaga, setelah aku hampir sampai rumah, aku teringat sesuatu,, ya aku teringat bola basket yang tak sempat di bawa pulang. Aku pun bertekat mengambilnya ke taman, namun setelah sampai taman dan setelah aku telusuri taman, aku tak menemukan bola basketku. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang saja meski bola basket itu adalah pemberian dari seorang yang berharga bagiku.

DirumahKu,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Setelah mandi aku duduk di tempat tidur,,, Aku masih teringat pada bola basket,, selalu bola basket yang ilang itu dalam pikiranku,, mengapa tidak itu adalah barang yang paling berharga bagiku, karena bola basket itu pemberian Ayah ketika aku ranking 1 di SD jadi bola basket itu sudah berumur 3-4 tahunan,,, terlebih kini Ayahku t’lah meninggal dan hanya itu kenang²an darinya, tiba² dan entah ada angin apa aku teringat sama perempuan cantik, manis + ketus di taman tadi,,, rasa takut + penasaran merasuk di pikiranku,,,

“Wah jadi pengen cepet besok nih,, eh, tunggu, klo besok ternyata dia itu panitia di kelompok aku gimana ya” Batinku kacau

Tok,,,,tok,,,,tok

Suara pintu kamarku ada yang mengetuk

“Siapa ya?” Tanyaku pada sang pengetuk pintu

“Bunda sayang,, turun yuk makan,,” Seru Bunda dari balik pintu kamarku aku pun menuju pintu kamarku bermaksud membukanya

“Oh Bunda,, yuk Bun,,” Kataku sambil memegangi lengan Bundaku dengan manja

“Kamu udah SMA masih kayak dulu aja ya,,,” Kata Bunda sambil mengacak² rambutku

“Biarin ah,, sama Bunda aku ini,,” Manjaku tak terelakan sambil menuruni anak tangga

Kini kami telah berada di meja makan,,,,

“Hm,,, Cakka, umur kamu udah berapa tahun sih,,” Tanya Mas El, dia kakak aku

“Mmm,,, kira² 15, 16, eh 14..Mmm” Kataku sambil mengitung di jari

“Masa seorang Cakka Kawekas Nuraga yang kini sudah menduduki bangku SMA, masih merengek sambil memegangi lengan Bundanya,,” Cerocos Masku yang membuatku sedikit kesal namun Bunda mengedipkan matanya pada Mas El agar dia tidak menggodaku atau lebih tepatnya meledekku lagi. Kami pun makan malam di selimuti keheningan. Setelah selesai makan aku langsung kembali ke kamarku untuk tidur,,, karena besok adalah hari pertamaku menginjak SMA International School, dan lusanya harus mengikuti MOS.

Pagi hari,,,,,,,,,,,,

Jam weker berbuyi menunjukan sudah pukul 06.00 WIB, aku pun terbangun dari tidur, sebelumnya memang sudah bangun dan sempat mengerjakan Shalat Subuh tapi karena mata ini terasa berat ya terpaksa tidur lagi. Aku beranjak dari kasur yang empuk menuju kamar mandi,, setekah berseragam yang rapi, aku membuka pintu kamar hendak menuju ruang makan namun sebelum aku memegang gagang pintu, ponselku yang terletak di kamar berdering, dan ternyata itu telpon dari Alvin

“Hallo,” Sapaku pada Alvin

“Ingat sama janji kan,,” Tanya Alvin aku mengerti maksud dia berbicara

“Iya, iya nanti aku ke rumah kamu” Kataku

“Oke aku tunggu” Kata Alvin langsung memutus sambungan telpon kami

“Dasar KODOK,,, lo selalu gitu klo tlp aku,,, gk ada sopan²nya, masa langsung di putus sih” Batinku Jengkel

Aku masukan ponsel ke saku dan menuju ke ruang makan, ternyata di sana sudah ada Mas El dan Bunda sedangkan Ayah mungkin semua sudah tahu tanpa aku mengatakannya, selesai makan Mas EL mengantarku ke sekolah,, di perjalanan seperti biasa, Mas El selalu mengejekku dengan 1000 cara, namun aku hanya diam membisu, kupasangkan earphone di telingaku agar tak mendengar ejekan Mas EL yang sangat merusak telinga,,


Sesampainya di sekolah Aku langsung masuk ke halaman sekolah, ternyata di sana sudah banyak siswa baru yang akan sekolah di sini, Ketika aku balikan badanku ke arah dimana mobil Mas EL nangkring ternyata Mas EL sudah tidak ada, tadinya Cuma mau pamit ya karena sudah gk ada mau gimana lagi, lagian gk penting ini,

“Hei kamu siswa baru juga ya?” Tanya seseorang dari belakangku, aku pun berbalik

“Iya,,” Balasku


“Nama aku Mario Stevano Aditya Haling, cukup panggil Rio aja” Katanya sambil mengulurkan tangannya,,

“Nama aku Cakka Kawekas Nuraga, cukup panggil Cakka” Balasku menerima uluran tangannya

“Rio aja kamu asal mana” Tanyaku

“Kok Rio aja,, gk usah pakai aja kali Cakka” Desuh Rio padaku

“Oh iya, maaf,,” Kataku polos

“Aku asal Minahasa” Kata Rio

“Jauh dong,,,,” Tanyaku lagi tak mengerti di mana Minahasa

“Jauh sih,,, Minahasa ada di Sulawesi Utara” Jelasnya


“Hmm,,, serius banget sih kalian,, Oh ya, perkenalkan namaku Gabriel Stevent Damanik, cukup panggil aku Gabriel atau Iel aja” Kata seseorang yang tiba² menghampiri aku dan Rio yang sedang berbincang

“Hm,, Aku Cakka” Kataku dengan tidak mengikut sertakan nama lengkapku

“Aku Rio,,” Kata Rio yang mengikutiku

“Salam kenal ya,,” Ucap Gabriel pada kami

“Iya sama²” Kataku berbarengan dengan Rio

Kami pun berbincang tentang kisah kami ketika SMP,, ya kami juga ke SMA International School menggunakan seragam SMP karena kami belum resmi menjadi siswa di SMA ini,,, Ketika aku sedang asik berbincang dengan teman² baruku ada sebuah tangan yang menepuk bahuku dari belakang

“Hay kamu murid baru ya,, boleh aku kenalan” Tanyanya aku pun berbalik

“ Sepertinya suaranya tak asing” Batinku sebelum melihat ke orang yang menepuk bahuku, dan betapa kagetnya aku melihat yang menepuk bahuku adalah Alvin,, ya Alvin yang sempat meminta untuk di jemput,,, tapi aku lupa menjemputnya,,,

“Aduh gawat Alvin pasti marah” Batinku kemudian

“Hay Ndut,,, lo tuh kalo janji gk pernah ditepatin, sialan lo” Katanya menoyor kepalaku namun aku mundur 1 langkah jadinya tak kena

“Sorry Vin tadi, aku lupa,, lagian Mas EL buru² mau ke Kampus katanya” Bohong ku

“Tapi kan….” Kata² Alvin terpotong oleh suara dari speaker sekolah

“Selamat datang para calon siswa- siswi SMA International School,, saya harap semuanya berkumpul di lapangan sekarang, karena akan dibagikan kelompok untuk persiapan MOS besok” Ucap salah satu Osis kami pun menurut untuk berkumpul di lapangan yang begitu besarnya, gimana gk besar orang siswa- siswinya juga banyak,

“Ok,, karena semua berkumpul saya akan bacakan langsung,,,

- Kelompok I : Cakka, Rio, Gabriel, Cahya, Nova, bla²,,,

- Kelompok II : Obiet, Alvin, Abner, Olin, bla²,,,

- Kelompok III : Ray, Deva, Ozy, bla²

- Kelompok IV : bla²

- Sampai seterusnya

“Nah sekarang bagian pantitia Osis pendamping kelompok,,,

- Kelompok I : Kak Oik

- Kelompok II : Kak Sivia dan Kak Kiki

- Kelompok III : Kak Riko dan Kak Rizki

- Sampai seterusnya

Ternyata benar saja kata Alvin kemarin, aku 1 kelompok dengan Oik,, gadis manis, cantik + sangar,,, Aku tak tahu apa yang akan terjadi pada diriku karena jelas² bahwa Oik sangat benci denganku terlebih teringat peristiwa di taman kemarin,, Aku pun menyatu dengan barisan kelompok 1, disana ada Rio, Gabriel, Cahya, Nova, bla²,,, Waktu Kak Oik datang alangkah kagetnya dia melihat aku,,, muka yang tadinya terlihat cantik dan manis berubah 360 derajat menjadi sangar,, tak tahu mengapa dia berbalik arah dan menuju sumber suara dimana terdapat Kak Osis yang membagikan kelompok tadi,,,

“Heh yon, masa kamu tempatin aku dikelompok anak kurang ajar itu,,” Katanya judes pada Kak Sion yang tadi membagikan kelompok

“Loh kenapa Ik,, Kok tiba² marah sama aku sih,,” Tanya Kak Sion tak mengerti,

“Pokoknya aku gk mau jadi panitia pendamping kelompok I karena aku benci sama dia” Kata Kak Oik sampil menunjukku, karena jarak kami jauh aku tak sempat mendengar apa yang mereka bicarakan, yang aku tahu hanyalah kak Oik yang menunjuk² ke arahku.

“Terserah kamu,,, kamu masih ingat pesan Bu Winda gk,,,” Kata Kak Sion kemudian kak Oik hanya terdiam memikirkan pesan Bu Winda di meeting kemarin yang berisikan “Gak ada yang boleh menentang kelompok,,, Bu Winda adalah Guru Killer + Pembina Osis di SMA International School.

“Oke deh,, aku akan tetap jadi pendamping kelompok I tapi,,,” Belum selesai Kak Oik berbicara Kak Sion memotong,,

“Memangnya kamu kenapa sih gk mau kelompok I,,” Tanyanya pada Kak Oik

“Aku males liat tuh anak,, kemarin bola basketnya mental ke muka aku” Curhat Kak Oik,,

“Oh,,,” Kata Kak Sion singkat

“ Tapi aku minta 1 rekan di kelompokku dong” Pinta Kak Oik

“ Wah semua sudah dapat kelompok,, lagi pula pasti kamu sanggup seorang diri, itu juga kemauan Bu Winda, lagi pula kelompok I itu kelompok anak² yang bernilai seni,, tapi kata Bu Winda loh, aku sih gk tahu jelasnya, semoga aja kamu senang dengan mereka nantinya,” Jelas Sion panjang lebar

“Seni apanya orang so kaya dia itu mana bisa berseni dasar” Batin Oik kembali menuju kelompok kami, aku pasang senyum ke kak Oik tapi dianya malah jutek gitu…

“Oke semuanya silakan kalian berbaris, disertai dengan pendamping di depannya,,setelah kalian siap silakan masuk kelas yang akan di tunjukan oleh pendamping kalian,,” Ucap Kak Sion

Kak Oik pun memeriksa kami, setelah kami rapi dan siap, Kak Oik berjalan entah kemana yang aku tak tahu tujuannya,,, setelah lama berjalan kami pun berhenti,,,,, sesaat semua calon siswa- siswi baru bengong, rasa heran dan tak percaya menyelimuti semuanya. Karena kelas kami jauh dari kelas yang lainnya lagi pula tempat ini bukan bangunan yang menyatu dengan SMA International School, dalam kata lain memisah jauh namun begitu masih 1 lingkungan terlebih sebelum sampai di kelas ada palang yang bacaannya di larang masuk, tapi Kak Oik membuka palang itu dan kami masuk hingga ke dalam kelas itu.


. kenapa dengan kelas kami??? Kenapa kelas kami seperti abis kebanjiran, kebakaran, tsunami, dan gunung meletus??? Apa gk salah ini??? Bayar 300 juta untuk daftar di SMA ini tapi dapat kelas yang sekelas dengan Gudang??? Kak Oik ,,, apa dia gk normal ya??? Semoga ini bukan kelas kelompok I ???

Sangat terlihat di wajah Kak Oik senyum jahilnya,,, dia menghampiri kami yang tengah bengong sedari tadi,,,

“Ini kelas KITA” Jelas Kak Oik membuat kami shock namun tidak ada yang berani melawan Kak Oik,, semua karena Kak Oik adalah Osis yang sangat Kejam,,,,

“Ok,, sekarang silakan kalian duduk di tempat kalian

“Duduk di Hongkong” Batinku jengkel

“Eh,, kamu,,,kamu,,” Tunjuk Kak Oik padaku yang mungkin melihat aku melirik padanya sinis

“Aku,,,” Jawabku sambil menunjuk mukaku memastikan

“Bukan,, tu di belakang kamu,,” Kata Kak Oik akupun memutar kepalaku ke belakang ya tentunya di sertai badan

“Mana kak,, orang di belakangku gk ada siapa²” Kataku memutar badanku kembali menghadap Kak Oik, namun betapa kagetnya aku ketika wajahku cuma 2cm dari wajah kak Oik,, ternyata Ketiaka aku berbalik ke belakang kak Oik mendekat dan aku membelakanginya. Mata kami sempat bertemu,,, betapa indahnya mata Kak Oik,,, namun 2 menit kemudian aku di dorong oleh kak Oik sehingga tubuhku terjatuh ke lantai yang kotor..

“Mau ngapai Lo,,,” Bentak Kak Oik

“Loh kok kk nyalahin aku sih,,” Protesku yang di dorong sampai jatuh

“Ya kamu lah yang salah ngapain liatin aku,, itu belum seberapa buat kalian,, lihat aja akan ada kejadian yang lebih dari ini apabila kalian tidak patuh sama saya” Ancam Kak Oik mengedarkan pandangannya pada kami sambil menunjuk² kami semua, sedangkan aku masih dalam jatuhku hingga Rio membantuku untuk berdiri,,

Hari ini adalah hari tersial bagi kelompok I,, karena pendampingnya yang killer abis, semua calon siswa- siswi baru diruhnya untuk membersihkan kelas itu hingga kinclong,, tapi gimana mau bersihnya klo tempatnya aja ancur gini,, kami semua dikerjainya,, padahal waktu MOS besok pagi,,, aku tak bisa membayangkan hal apa yang akan terjadi besok,,,

“Kak,,, boleh beli minuman gk? Saya haus nih” Tanya Rio

“Haus ya,, nanti aku ambilkan,,” Kata Kak Oik, yang aku kira killer ternyata masih ada baiknya juga. Setelah mengambilkan air dari dalam tas Kak Oik, lalu dia memberikannya pada Rio,

“Nih,,” Kata Kak Oik sambil menyerahkan Botol Air Mineral

“Makasih Kak,,,” Kata Rio menerima botol tersebut dan meneguknya,,,

1….2…..3….

“Bueeeeh,” Rio menyemburkan Air mineral yang tadi diminumnya ke arahku sentak aku marah.

“Eh yo kok di semburin ke aku sih,,” Jengkelku

“Maaf Kka, abis airnya asin,,” Kata Rio sambil memeletkan lidah karena keasinan, sementara Kak Oik tersenyum puas,,

“Mangkanya kerja tuh sampai selesai baru dapet minum,,, apa ada lagi yang haus atau mau makan???” Tawa Kak Oik semua jadi takut dan diam,,

“Klo gk mau lanjutkan pekerjaan kalian, klo belum selesai kalian belum boleh pulang” Bentaknya kemudian, kami pun langsung sigap kesana kesini membereskan kelas yang kotor, dekil dan becek..

Kini hari telah sore,,, mungkin semua kelas sudah pulang buktinya saja Kak Sivia yang menjadi pendamping di kelompok II sudah ada di depan kelas Kelompol I untuk menunggu Kak Oik,, lagian Alvin juga sudah nangkring di depan kelas Kelompong I sambil ngobrol gk jelas sama Kak Sivia, apalagi mereka kan di kelompok yang sama bedanya Sivia pendaming klo Alvin peserta/ calon siswa baru. Kak Oik pun keluar kelas untuk menemui Kak Sivia sedangkan kami tetap fokus pada pekerjaan kami yaitu membersihkan ni tempat yang kena tsunami sampai bersih. Setelah sekitar 45 menit kak Oik ngobrol di ambang pintu dengan Kak Sivia akhirnya kami selesai dalam acara beres²nya..

“Wow,,,,” Kaget Kak Sivia ketika melirik sekilas kelas kami

“Kenapa Siv” Tanya Kak Oik memandang heran ke Kak Sivia, memang kak Oik memunggungi kelas.

“#@$@#%$#^$^$#%^@#!” mulut kak Oik mulai komat kamit, mungkin heran kelas menjadi indah dan rapi, kak Oik begitu heran sejadi²nya,,,,

“Bukannya ini tadinya jebol kok bisa tertutup gini” Tanya Kak Oik sembari menunjuk dan hampir memegang tembok yang tadinya jebol, namun aku menahan lengannya agar tak menyentuhnya,

“Maaf Kak, jangan di sentuh, itu dari karton yang sengaja kami bentuk dan disen, kebetulan Rio ahli dalam mendisen,,, jadi kelihatan mirip dinding tapi klo dari luar ya pasti keliatan jelas kartonnya, lagi pula untung ini karton yang di lapisi pelasti jadi ” Jelasku panjang lebar sedangkan Kak Oik hanya terkagum² dengan omonganku namun sesaat dia kembali menatapku sinis

“Biasa aja,,” Ucapnya yang mengumpat kebohongan di hati.

“Ni Kak kelas lama² aku cium baru tahu rasa, ya paling engga bisa buat dia diam sementara” Ucapku pelan namun Kak Oik mendengarnya dan mendekat ke arahku,,

“Apa kamu bilang,,” Bentaknya tak karuan sambil meremas² tangannya

“Eh,,, sabar kak aku gk bilang apa² kok,,” Kataku takut

“Klo kamu bohong kamu bisa aku laporin agar tidak lulus MOS, sekarang kamu katakana tadi bilang apa” Bentaknya 2x lipat aku semakin takut,,, sementara Sivia yang ada di ambang pintu hanya geleng²..

“Tumben banget Oik Se emosi ini biasanya juga nyantai” Batin Sivia

“Kenapa Kak kok bengong,,” Tegur Alvin ke Sivia

“Gk apa² kok dek,,” Balas Kak Sivia

“Kak jangan boong,, ada apa sih” Paksa Alvin

“Beneran gk ada apa²,,, Cuma kk baru liat kak Oik sekejam ini” Kata Kak Sivia

“Apa mungkin Kak Oik suka sama Cakka ya” Celetuk Alvin

“Oik suka sama Cakka” Batin Sivia mulai mempunyai titik temu mengapa Oik sesadis itu

Sementara di kelas kelompok I

“Beneran Kak aku gk ngomongin kk, aku Cuma bilang Rio ganteng banget, pengen cium dia deh” Ceplosku karena takut, sedangkan Rio hanya geger sendiri,

“Eh ,,, kamu masih normal kan Kaa?” Tanya Rio aku terasa tersindir,, tapi mau gimana lagi abis udah tanggung bilang begitu + takut kak Oik tambah marah,,

“Oh,, ywd cepet cium tuh Rio sama kamu” Perintahnya aku dan Rio kaget

“Whattttttttttttttttttttttttt” Ucap kami bersamaan

“Cepet klo gk kalian tidak akan Lulus MOS” Bentaknya aku pun menurut untuk mencium pipi Rio sedangkan Rionya ogah²an aku juga padahal ogah,, Setelah menciumnya terai sorakan memecah di telinga kami, begitupun Alvin dan Kak Sivia yang terlihat tertawa melihat adeganku tadi.

“Bego…bego,,,bego,,, kenapa sih aku harus takut sama kak Oik,,,sampai² harus lakuin apa yang aku gk mau, awas aja Kak Oik kapan² kamu yang akan aku cium” Batinku sambil mengelap bibirku.

“Oke semuanya karena kelas sudah rapih dan hari hampir sore,,,,,,” Ucap Kak Oik terpotong

“Kita Pulang?” Kata Gabriel yang mendapat tatapan tajam dari Kak Oik, Gabriel pun menundukan kepala tanda takut dan menyesal telah memotong ucapan Kak Oik, sesaat kemudian hening.

“ Apa ada yang mau memotong pembicaraanku lagi?” Ucap Kak Oik semua jadi menunduk

“Sekarang aku minta no ponsel kalian dan aku akan kirim SMS apa saja Barang dan Perlengkapan yang harus di bawa besok pagi” Tegasnya dengan kata² yang memukau sampai² aku melongo sendiri, eh bukan hanya aku semuanya juga

Setelah selesai memberikan no ponsel kami ke pada Kak Oik kami di Izinkan untuk pulang,,,

Di perjalanan Oik dan Sivia

“Ik kamu agresif banget sih tadi” Tanya Sivia dengan nada hati²

“Maksud kamu” Tanya balik Sivia

“Ya kamu tuh terlalu killer tahu” Jelas Sivia

“Masa sih,, perasaan kamu aja kali” Kata Oik menyunggingkan senyum

“Apa jangan² kamu suka sama Cakka” Ceplos Sivia membuat jantung Oik berhenti berdetak

“Whatt,?” Teriak Oik membisingkan telinga Sivia

“Hust,, berisik tahu,,,” Kata Sivia

“Abisanya kamu nyebutin nama orang yang paling aku benci” Kata Oik

“ Awas loh benci sama Cinta itu,,,,” Pembicaraan Sivia terpotong

“Gk akan ,, udah lah aku masuk ke rumah dulu” Pamit Oik yang memang sudah sampai di depan rumahnya

Di perjalanan Aku dan Alvin

“Kurang ajar ni KODOK dari tadi senyam- senyum gk jelas gini” Batinku kesal

“Woi senyam- senyum aja lo, kayak orang gila aja” Sentakku

“Abis tadi di kelas Kelompok I ada adegan Homo sih,,” Sindir Alvin

“Kurang ajar lo vin, enak aja gw di bilang Homo,,, gw ini normal,,, gk tahu gitu anak² C~LUVers! Ngejar² gw terus? Sampai² Alvinoszta juga pada ngelirik gw” Narsisku

“Ya gpp Alvinoszta ngelirik kamu asalkan Alvinoszta yang cowo, klo yang cewe buat gw” Kata Alvin membuat aku manyun…

“Udah akh aku masuk dulu ya,,,,” Paminku sesampai di depan gerbang rumahku.

Malam hari dirumahKu

Ponselku berdering namun dari nadanya itu tanda SMS masuk,,,

0877788899xx

Cakka ini barang² yang harus kamu bawa

- Minuman penghantar tidur

- Biskuit club bola

- Piramid isi kentang

- Beribu 1 berandak 2 atau sebaliknya

- Pipa sisi coklat

- Susu Setan

- Bla²

Dan ini peralatan yang harus di bawa “

- Batok kelapa

- Tas kantong kresek

- Sepatu dari sandal jepit swalau di hias dengan sabut kelapa

- Kalung dari pete

- Barang yang bisa berbunyi seperti lonceng yang akan di kenakan di sabuk,

- Bla

“Ni cewe gk ada sopan²nya banget sih, mana banyak lagi barang bawaan yang di kasihnya, bosa basi gk, nyebutin mana gk, sampai akhir kalimat gk ada salam juga” Kesalku tapi suka

EPISODE selanjutnya>>>>>>

“Cakkaaaaaaaaaaaaaaa” Teriak seseorang yang aku tabrak di pintu kelas

“Aduh maaf ya Kak, abis aku takut telat tadi” Ucapku yang membereskan semua perlengkapan mabisku yang berantakan karena menabraknya, setelah selesai membenahi barang²ku,,, betapa kagetnya aku ketika melihat yang aku tabrak adalah,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, To Be Continue

Klo yang comment di bawah 5 gk akan di terusin ,,, Terimakasih yang udah Visit